ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيّا
(Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu
kepada hamba-Nya, Zakaria,
Ada kisah dalam al-Quran yang mustahil bisa terjadi ketika seorang yang mandul dapat melahirkan seorang anak. yaitu kisah kesungguhan NAbi Zakariya yang terus memohon kepada Allah agar dikaruniai anak. Baca dengan teliti dan amalkan poin-poin yang berwarna Merah berikut:
إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ
نِدَاءً خَفِيًّا
yaitu
tatkala ia berdoa kepada
Tuhannya dengan suara yang lembut (1)
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ
الْعَظْمُ مِنِّي وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنْ بِدُعَائِكَ رَبِّ
شَقِيًّا
Ia berkata
"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah
ditumbuhi uban, dan aku belum
pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. (2)
وَإِنِّي خِفْتُ
الْمَوَالِيَ مِنْ وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِنْ
لَدُنْكَ وَلِيًّا
Dan
sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku
adalah seorang yang
mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang
putera,
يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنْ
آلِ يَعْقُوبَ ۖ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا
yang akan
mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya
Tuhanku,
seorang yang diridhai".
يَا زَكَرِيَّا إِنَّا
نُبَشِّرُكَ بِغُلَامٍ اسْمُهُ يَحْيَىٰ لَمْ نَجْعَلْ لَهُ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا
Hai
Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh)
seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan
orang yang serupa dengan dia.
قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ
يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ
الْكِبَرِ عِتِيًّا
Zakaria
berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku
adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur
yang sangat tua".
قَالَ كَذَٰلِكَ قَالَ
رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا
Tuhan
berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah
bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di
waktu itu) belum ada sama sekali".
قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِي آيَةً
ۚ قَالَ آيَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلَاثَ لَيَالٍ سَوِيًّا
Zakaria
berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman:
"Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia
selama tiga malam, padahal kamu sehat".
فَخَرَجَ عَلَىٰ قَوْمِهِ
مِنَ الْمِحْرَابِ فَأَوْحَىٰ إِلَيْهِمْ أَنْ سَبِّحُوا بُكْرَةً وَعَشِيًّا
Maka ia
keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang
(3)
(QS. Maryam
[19] : 1-11)
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا
رَبَّهُ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ
سَمِيعُ الدُّعَاءِ
38. Di
sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku,
berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha
Pendengar doa".
فَنَادَتْهُ
الْمَلَائِكَةُ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فِي الْمِحْرَابِ أَنَّ اللَّهَ
يُبَشِّرُكَ بِيَحْيَىٰ مُصَدِّقًا بِكَلِمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَسَيِّدًا وَحَصُورًا
وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakariya, sedang ia
tengah berdiri
melakukan
shalat di mihrab (4) (katanya): "Sesungguhnya Allah
menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan
kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa
nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".
(QS. Ali-Imran [3] : 38-39)
وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا
وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ
89. Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru
Tuhannya: "Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri
dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا
لَهُ زَوْجَهُ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا
رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
90.
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami
jadikan
isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami
dengan harap
dan cemas (5)
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu'
kepada Kami.
(QS.
Al-Anbiya : 89-90)
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا
رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا
10. maka
aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah
ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun (6) [ISTIGFAR]
يُرْسِلِ السَّمَاءَ
عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا
11. niscaya
Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ
وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
12. dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
(QS. Nuh :
10-11)
Di antaranya ada do’a yang berasal dari para Nabi ‘alaihimush
sholaatu was salaam.
Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam berkata,
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah
kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash
Shaffaat: 100). Ini adalah do’a yang bisa dipanjatkan untuk meminta keturunan,
terutama keturunan yang sholeh. Dalam Zaadul Masiir (7/71),
dijelaskan maksud ayat tersebut oleh Ibnul Jauzi rahimahullah, “Ya
Rabbku, anugerahkanlah padaku anak yang sholeh yang nanti termasuk jajaran
orang-orang yang sholeh.” Asy Syaukani rahimahullah mengatakan
apa yang dikatakan oleh para pakar tafsir, “Ya Rabb, anugerahkanlah padaku
anak yang sholeh yang termasuk jajaran orang-orang yang sholeh, yang bisa
semakin menolongku taat pada-Mu”. Jadi yang namanya keturunan terutama yang
sholeh bisa membantu seseorang semakin taat pada Allah.
Nabi Dzakariya ‘alaihis salaam berdo’a,
رَبِّ هَبْ
لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ
“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan,
innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak
yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38). Maksud do’a ini kata Ibnu
Katsir rahimahullah, “Ya Rabb anugerahkanlah padaku dari sisi-Mu
keturunan yang thoyyib yaitu anak yang sholeh. Sesungguhnya Engkau Maha
Mendengar do’a.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 3/54)
Seseorang yang telah dewasa dan menginjak usia 40
tahun memohon pada Allah,
رَبِّ
أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى
وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي
إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Robbi awzi’nii an asy-kuro ni’matakallatii an’amta
‘alayya wa ‘ala walidayya wa an a’mala shoolihan tardhooh, wa ash-lihlii fii
dzurriyatii, inni tubtu ilaika wa inni minal muslimiin” [Ya Rabbku, tunjukilah
aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan
kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau
ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang
yang berserah diri] (QS. Al Ahqof: 15).
Do’a ini juga berisi permintaan kebaikan pada anak dan keturunan.
‘Ibadurrahman (hamba Allah Yang
Maha Pengasih) berdo’a,
رَبَّنَا
هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ
إِمَامًا
“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa
qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah
kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al
Furqon: 74)
Al Qurtubhi rahimahullah berkata,
ليس شيء
أقر لعين المؤمن من أن يرى زوجته وأولاده مطيعين لله عز وجل.
“Tidak ada sesuatu yang lebih menyejukkan mata
seorang mukmin selain melihat istri dan keturunannya taat pada Allah ‘azza wa
jalla.” Perkataan semacam ini juga dikatakan oleh Al Hasan Al Bashri.
(Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 10/333)
Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
mendo’akan anak Ummu Sulaim, yaitu Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhuma dengan
do’a,
اللَّهُمَّ
أَكْثِرْ مَالَهُ وَوَلَدَهُ ، وَبَارِكْ لَهُ فِيمَا أَعْطَيْتَهُ
“Ya Allah, perbanyaklah harta dan anaknya, serta
berkahilah apa yang engkau karuniakan padanya.” (HR. Bukhari no. 6334 dan
Muslim no. 2480). Dari sini seseorang bisa berdo’a untuk meminta banyak
keturunan yang sholeh pada Allah,
اللَّهُمَّ
أكْثِرْ مَالِي، وَوَلَدِي، وَبَارِكْ لِي فِيمَا أعْطَيْتَنِي
“Allahumma ak-tsir maalii wa waladii, wa baarik lii
fiimaa a’thoitanii“ (Ya Allah perbanyaklah harta dan anakku serta berkahilah
karunia yang Engkau beri).”
semoga dengan lima do’a di atas, Allah menganugerahkan
pada kita sekalian keturunan bagi yang belum dianugerahi dan dikaruniai
anak-anak yang sholeh nan sholehah. Aamiin Yaa Samii’ud Du’aa’.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar